Kamis, 23 November 2017

Kitab-Kitab Agama Zoroaster

Agama Zoroaster telah manggung di dunia ini selama 3 milenium lebih. Salah satu faktor agama mampu bertahan begitu lama adalah karena agama ini memilki karya. Karya tersebut yang dijadikan kitab suci agama Zoroaster yang dikenal dengan nama Avesta, dari akar kata Avistak, bermakna “bacaan”.[1]
Sedangkan pengertian lanjutan dari Avesta bermakna pengetahuan, seperti Weda, kitab suci agama Hindu di India. Sebagaimana Alkitab, yang merupakan himpunan kitab suci agama Yahudi yang terdiri atas 36 kitab, yang oleh dunia Kristen disebut Perjanjian Lama, maka kitab suci Avesta itu dulunya terdiri atas 21 buah Kitab. Tetapi kini hanya tinggal 5 buah kitab, yaitu Yasna, Vispered, Vendibad, Yasht, dan Khorda Avesta.[2]
            
            1.  Kitab Yasna
                Himpunan nyanyian pujian yang terdapat dalam kitab Yasna terdiri atas 72 buah haiti (pasal) yang  terbagi atas tiga bagian sebagaimana berikut:
a.      Bagian Pengantar, yaitu pasal 1-27 tentang minuman suci yang disebut hooma atau hooma Yasht. Pasal 12 berisikan bunyi pengakuan keimanan/syahadat dan merupakan dokumen bernilai dalam sejarah peradaban.
b.   Ghatas, pasal 28-54 yang memuat tentang bimbingan dan tuntunan, wahyu terpanjang kepada sang Nabi. Gathas dipandang paling utama di dalam keseluruhan kitab suci Avesta, karena masih memperlihatkan ungkapan-ungkapan tua menuruti gaya bahasa Iran Tua. Lebih tegas dinyatakan, bahwa Ghatas adalah nyanyian atau ode yang secara umum dan tepat dinisbahkan kepada Zoroaster sendiri. Ghatas memuat ajaran yang dikemukakan sendiri oleh Zoroaster, sayang bantuan ilmu bahasa hanya berhasil memahami sebagian dalam menangkap makna-makna yang kabur.[3] Isi bagian Ghatas ini bertentangan dengan Yashts, yang merupakan langkah mundur pada Paganisme. Dalam kitab Yashts, dikemukakan suatu konsep yang terdapat dalam kitab suci agama Hindu, Rig Weda. Padahal Politeisme ini ditentang oleh Zarathustra. Baik dalam Yashts maupun dalam Rig Weda dijumpai sejumlah besar dewa dan setengah dewa.
c.  Apero Yasno, merupakan pasal 55-72 yang berisikan himpunan nyanyian pujaan terhadap kodrat-kodrat gaib, yang terdiri atas:
a). Sraosha Yasht, pasal 57.
b). Pujaan terhadap api, pasal 62.
c). Pujaan terhadap air, pasal 63-69.
d). Pujaan terhadap kodrat-kodrat lainnya.[4]



Berikut salah satu isi kitab Yasna
a.       Tentang jalan keselamatan satu-satunya bagi manusia yaitu mengikuti jalan Ahura Mazda:
Seseorang yang beriman itu serba tahu dan serba asih, seperti Engkau Ahura Mazda. (Yasna, 43:3)
b.      Tentang bersikap baik terhadap orang yang bersikap baik, dan bersikap keras terhadap orang yang berbuat kesalahan:
Baik punseseorang itu berkuasa atas yang sedikit ataupun atas yang banyak, ia mestilah memperlihatkan cinta-kasih terhadap yang benar tetapi bengis terhadap dukana. (Yasna, 47:33:23)

           2.  Kitab Vispered
Kitab Vispered bermakna kodrat-kodrat terkemuka (vispe ratave), berisikan pembahasan tentang kodrat-kodrat gaib yang dipandang paling terkemuka dan kesemuanya itu tunduk kepada kodrat Tunggal Maha Bijaksana (Ahura Mazda). Selain itu, kitab ini berisikan himpunan nyanyian permohonan dan merupakan kitab kecil tentang kebaktian, yang terdiri atas 24 buah anak pasal. Isi dan bentuknya mirip dengan Yasna dan merupakan kitab kebaktian tambahan.[5]
3.      Kitab Vendidad
Kitab ini berisikan hukum-hukum agama yang terdiri 22 bab. Bermula dari kejadian alam yang dualistik (Bab ke-1) dan kejadian manusia pertama yang bernama Yima (Bab ke-2). Kemudian, 20 Bab tentang kumpulan hukum agama dalam berbagai masalah sebagai berikut:
a.       Hukum-hukum dalam bidang pertanian.
b.      Hukum-hukum dalam bidang peternakan.
c.       Hukum-hukum tentang benda suci: Bumi, air dan api.
d.      Hukum-hukum tentang pembersihan tubuh.
e.       Hukum-hukum tentang pemurnian diri.
f.       Hukum-hukum tetntang tata bakti kepada Ahura mazda.
g.       Hukum-hukum tentang Taubat.[6]

Semua hukum yang termaktub dalam Kitab Vendidad ini berpangkal seluruhnya pada sebuah doktrin yang paling pokok, yaitu perang terhadap Angra Mainyu dan seluruh kodrat jahat, di dalam pelaksanaa kebaktian terhadap Ahura Mazda.[7]



Berikut salah satu isi ayat dalam kitab Vendidad:
a.       Tentang kewajiban mensucikan diri
Kebersihan diri haruslah dipelihara dan dijaga dengan sangat tertib dengan memotong rambut, mengerat kuku. (Vendidad, 17:1-11)

          3.  Kitab Yashts
Kitab yashts merupakan kumpulan nyanyian keagamaan kepada para Izad, yaitu kodrat-kodrat gaib yang termulia. Kitab ini terdiri atas 21 buah nyanyian pujian dan merupakan kumpulan tambahan bagi kitab Yasna. Pasal 9-10 kitab ini, berisi sajak agamawi bermutu tinggi peninggalan Iran Kuno, serta menyajikan kisah-kisah keagamaan dan sejarah. Pasal-pasal lainnya berisikan kisah-kisah tentang Ahuras dan daevas, disertai kisah-kisah yang berisi kiasan. Bab yang dipandang paling penting dari seluruhnya adalah Yashts XIX, yang berisikan kisah tentang Zarathustra, beserta ajarannya tentang akhir alam semesta dan tentang peradilan terakhir dari Ahura Mazda.[8]



Salah satu isi ayat dalam kitab Yasht berbunyi:
Takzdim kami pada para pelindung Fravashes yang teguh, yang bertarung disisi Tuhan. Mereka datang kepadanya laksana gerombolan elang perkasa. Mereka datang bak senjata dan perisai, melindunginya dari belakang dan dari depan, dari  yang terlihat, dari iblis varenya betina, dari semua penyebar kebatilan yang ingin mencalakainya, dan dari iblis yang menginginkannya musnah, Angra Mainyu (Abu Lahab). Seakan ada ribuan orang melindungi satu manusia, sehingga tidak ada pedang yang terhunus, tidak ada yang diayun, panah yang meluncur dari busur, lembing yang terbang, maupun batu yang dilempar yang bisa mencelakainya. (Yasht, 63: 70-72) 

          4.  Kitab Khorda Avesta
Kitab ini disebut juga Avesta kecil, berisi kumpulan nyanyian agamawi berbentuk singkat, untuk digunakan oleh seluruh orang beriman dikalangan awam, di dalam kebaktian sehari-hari.[9]



Ajaran Zarathustra bertekad memperbaiki sistem kepercayaan termasuk penyembah dewa, patung, dan kepercayaan kepada sihir. Sayangnya, bantuan ilmu bahasa hanya berhasil dalam kitab suci. Maka dalam perkembangan selanjutnya, penulisan ulang Avesta membawa ajaran yang kontradiktif. Contoh nyata, kontradiktif ajaran ketuhanan yang terkandung dalam kitab Ghatas dengan Yashts. Dalam Yashts justru dikemukakan suatu konsep politeisme (daevas) yang mirip dengan konsep yang terdapat dalam kitab suci agama Hindu Rig-Veda. Pada konsep politeisme inilah yang ditentang Zoroaster.[10]



[1] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 17
[2] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 279.                                                                        
[3] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 17
[4] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 17
[5] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 279
[6] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 279
[7] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 280
[8] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 280
[9] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 281
[10] Ali Imron, Agama-agama di Dunia, h. 281

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum. salam kenal,.sdrku-ad jual kitab " Avesta dan desatir versi bhs Indonesia?

    BalasHapus

Mengenal Agama Zoroaster

Nama Zoroaster, bagi sebagian orang, mungkin masih asing. Andaipun mengetahuinya, kebanyakan orang mengenalnya hanya sebatas sebagai ...