Kamis, 23 November 2017

Pendiri Agama Zoroaster



Di sebuah kota yang disebut Azerbaijan, terletak di sebelah barat laut Kaspia (sebelah utara tanah Iran), tinggal seorang lelaki bernama Porushop Spitama, dari suku Spitama, bersama istrinya Doughdova yang cantik jelita pada 660 SM. Doughdova melahirkan seorang putra diberi nama Zarahusta.[1]
Banyak kisah tentang kejadian luar biasa sebelum Zarahusta lahir, diantaranya kepala sihir tanah Iran bernama Durashan mendadak gemetar ketakutan dan berfirasat bahwa bayi yang akan lahir itu akan menghancurkan sihir-sihir, pemujaan berhala dan kaum Majusi di Iran.[2]
Dikisahkan bahwa Durashan memerintahkan tiga orang suruhannya untuk menculik Zarahusta dan mencampakkannya ke dalam api di kuil api. Namun terjadi keajaiban, sang ibu menemukan Zarahusta tidak terbakar, tetapi malah sedang bermain-main di tengah api yang sedang berkobar itu.[3]
Penculikan kedua, Durashan memerintahkan supaya meletakkan bayi Zarahusta di tengah padang yang dipenuhi lembu-lembu besar. Tujuannya agar bayi Zarahusta itu mati terinjak-injak oleh lembu tersebut. Namun saat lembu-lembu itu datang, ada sebuah lembu besar yang menghampirinya dan melindunginya agar tidak terinjak-injak oleh lembu lainnya.[4]
Yang ketiga, Durashan menculiknya dan melemparkannya ke dalam gua yang didiami oleh serigala supaya bayi itu dimakan serigala. Namun saat serigala itu masuk ke dalam gua, kakinya menempel di bumi dan tidak dapat digerakkan sama sekali. Kemudian datang seekor domba, lalu menyusuinya. Domba tersebut konon adalah malaikat (Ahuras) yang dikirim oleh Ahura Mazda.[5]
Zarahusta sejak kecil sangat cerdas dan tangkas dalam berbicara, sehingga teman-temannya sangat segan. Saat berumur tujuh tahun, orangtuannya mengirimnya berguru kepada orang yang alim untuk belajar berbagai ilmu, termasuk selain agama, seperti ilmu pertanian, peternakan, dan ilmu tentang obat-obatan. Selama delapan tahun Zarahusta belajar. Setelah selesai, ia pulang kembali kepada orangtuanya dan memakai baju suci dengan ikat pinggang suci, melambangkan bahwa ia tetap berbakti kepada agama bangsanya.[6]
Zarahusta merasa belum puas dalam belajar. Pada usia 20 tahun, ia melanglang buana kesana kemari untuk memberikan bantuan kepada orang-orang susah. Pada usia 20 tahun pula ia dinikahkan dengan Haviva oleh ibunya.[7]




[1] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 12
[2] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 12
[3] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 12
[4] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 12
[5] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 13
[6] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 13
[7] Siti Nadroh & Syaiful Azmi, Agama-Agama Minor, h. 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal Agama Zoroaster

Nama Zoroaster, bagi sebagian orang, mungkin masih asing. Andaipun mengetahuinya, kebanyakan orang mengenalnya hanya sebatas sebagai ...