1. Ajaran
Tentang Ahura Mazda
Penganut Zoroaster harus mengimani
Ahura Mazda dengan melakukan pengakuan keimanan/Syahadat yang harus diucapkan
sebagaimana berikut:
“I confess myself a worshipper of Mazda, a follower of Zarathustra,
one who hates the Daevas, and who abeys the Law of Ahura.”
(Saya mengaku diriku penyembah Mazda, pengikut Zarathustra, yang
membenci Daevas dan menaati hukum Ahura).[1]
Dasar keimanan yang paling pokok
yaitu pengakuan terhadap Ahura Mazda, kodrat Maha Tunggal dan Maha Bijaksana.
Di dalam kitab suci Avesta memilikisifat-sifat mulia, yaitu:
a.
Sang
Pencipta
b.
Maha
Melihat
c.
Maha
Mengetahui
d.
Maha
Kuasa, Maha Besar
e.
Maha
Pemurah
f.
Maha
Asih
Dalam
kitab Avesta dengan tegas disebutkan:
Ahura
Mazda, Maha pencipta, Maha Cemerlang, Maha Agung, Maha Besar dan Maha Baik,
Maha Molek, Maha Teguh, Maha Bijaksana, Maha Sempurna, Maha Welas Asih.
Aku
inilah yang memelihara, yang menganugrahkan kesehatan, imam, Maha Imam
dariseluruh Imam, yang memberikan kemakmuran, Raja yang memerintah atas
kemauannya, Raja yang dermawan, Dia yang tidak memperdayakan, Sang Esa yang
giat, Maha Esa, penguasa yang baik, Maha Bijaksana dari yang Bijaksana.[2]
Untuk memberi gambaran yang bisa
dipahami dan ditangkap akal manusia, Zoroastrianisme membangun rumusan tentang
keTuhanan Ahura Mazda dengan dua rumusan penting. Rumusan pertama bersifat
transenden (samawi), disimbolkan dengan matahari. Rumusan kedua bersifat
imanen, disimbolkan dengan api, keduanya adalah unsur yang memancarkan cahaya,
menerangi semesta alam, terang, suci, tidak dapat terkontaminasi oleh hal-hal
buruk dan segala bentuk kerusakan. Kepada cahayalah kehidupan semesta raya
bergantung. Cara ini dianggap paling mendekati gambaran Sang Pencipta yang bisa
diterima akal manusia.[4]
2. Ajaran
Tentang Spenta Mainyu dan Angra Mainyu
Ahura Mazda menciptakan
kodrat-kodrat rohani yang tebagi kedalam 2 golongan, Spenta Mainyu (roh
yang baik) dan Angra Mainyu (roh yang jahat/Ahriman). Kedua roh ini
tidak menciptakan dirinya sendiri. Kedua roh ini selalu bertempur satu sama
lain. Angra Mainyu melawan Spenta mainyu. Namun, Ahriman, roh buruk dibatasi
oleh ruang dan waktu, diamana pada akhirnya dia akan hancur. Kemenangan akan
berada pada roh yang baik dan roh yang jahat akan tenggelam.[5]
Spenta Mainyu yang
bermakna Mainyu yang baik, pengikutnya dipanggil ahuras. Adapun Angra
Mainyu bmakna Maiyu yang angkara, pengikutnya dipanggil daevas.[6]
Spenta Mainyu menempati kedudukan tertinggi dan termulia, yang
terdiri atas enam kodrat rohani. Masing-masing kodrat memegang fungsi khusus,
sebagaimana berikut:
a. Vohu
Manah merupakan roh yang memiliki jiwa
berbudi dan mati disurga. Terkadang, ia disebut dengan pikiran yang baik atau
penglihatan yang baik, dan ia akan memberikan dua macam kebijaksanaan terhadap
orang yang memperhatikannya. Vohu Manah mengharuskan penganut Zoroaster
mengorbankan binatang untuknya. Saat ini, umat Zoroaster mempersembahkan susu
dan mentega dalam ritual.
b. Kshatra
vairya merupkan roh yang maha mulia dan
pejuang kerajaan yang membela orang miskin. Terkadang, ia disebut kebaikan
Dominion Ahura Mazda.
c. Asha
Vahista merupakan kodrat pembela
perintah-perintah dunia dan memerangi iblis. Dia adalah roh kebenaran dan
keadilan, yang memiliki tujuan untuk memerangi kebohongan.
d.
Armaity
merupakan penyongkong kebijaksanaan di Bumi.
e.
Haurvatat
merupakan kodrat rohani yang membawa kemakmuran, kemurnian, dan
kesehatan. Ia juga dalam komando air dan menggambarkan air dalam upacara Yana.
f. Ameretat
merupakan kodrat rohani yang memberikan kehidupan kekal,
setidak-tidaknya umur yang panjang untuk kehidupan yang kekal. Ia menggambarkan
haoma dalam upacara Yasna. Ameretat dan Haurvatat hampir selalu
berpasangan.[7]
Pada hari peradilan terakhir, Ahura
Mazda memerintahkan seluruh makhluk termasuk Angra Mainyu dengan seluruh
pembantunya atau pengikutnya, melintasi titi-ujian di atas cairan logam yang
meleleh dan setipis rambut dibelah tujuh. Angra Mainyu/Ahriman dan para
pembantunya terjerumus dan ditarik ke dalam neraka, dan inilah tempat mereka
selama-lamanya. Neraka adalah tempat tinggal Ahriman dan setan-setan.[10]
3. Ajaran
Tentang Manusia
Konsep tentang manusia dalam agama
Zoroaster dapat dijumpai di dalam teks yang berjudul ”Nasihat pilihan dari Para
Bijak Bestari Zaman Dulu” atau dikenal juga sebagai “Kitab Nasihat
Zarathustra”. Di dalam tulisan tersebut, disebutkan bahwa pada awalnya, manusia
berwujud gaib, dan rohnya dalam bentuk
Fravashi atau Fravahr, ada sebelum jasmaninya. Baik jasad mapun rohnya
merupakan ciptaan Ahura Mazda, dan roh tidak bersifat abadi . manusia adalah
milik Ahura Mazda dan kepada-Nya manusia akan kembali.[11]
Bagi agama Zoroaster peran manusia di dunia,
yaitu bekerja sama dengan alam serta menjalani kehidupan yang saleh dalam
mengikuti jejak Ahura Mazda melalui pikiran, perkataan, dan perbuatan yang
baik.[13]
Di dunia, manusia mempunyai kewajiban untuk hidup berumah tangga dengan
mempunyai istri dan anak. Semakin banyak manusia akan semakin baik karena hal
ini akan semakin memudahkan untuk mengalahkan Angra Mainyu.[14]
4. Ajaran
Tentang Kosmologi
a.
Periode
3000 tahun pertama, merupakan masa ketika Ahura Mazda menciptakan alam semesta.
Kemudian Angro Mainyu berusaha menyerang dan menghancurkan alam yang diciptakan
Ahura Mazda ini. Hal itu dikarenakan karena Angra Mainyu adalah menyakiti dan
merusak alam ciptaan.
b.
Periode
3000 tahun kedua, merupakan Ahura Mazda dan Angra Mainyu beradu kekuatan, dan
keduanya pun berusaha saling mengalahkan. Dalam peristiwa inilah, terjadi
terang dan gelap serta siang dan malam.
c.
Periode
3000 tahun ketiga, merupakan masa ketika Nabi Zarathustra lahir dan menerima
penglihatan dari Ahura Mazda.
d.
Periode
3000 tahun keempat, merupakan masa munculnya seorang Saoshayant, yang diyakini
sebagai penyelamat yang akan memerintah dan memelihara bumi. Manusia tersebut
akan memimpin manusia untuk melawan dan menghancurkan Angra Mainyu beserta para
pengkutnya. Barulah setelah itu, perdamaian dunia akan terwujud.[15]
5. Ajaran
Tentang Eskatologi
Ajaran eskatologi atau bisa disebut
ajaran kehidupan setelah kematian dalam Agama Zoroaster meliputi ajaran tentang
kematian, pengadilan kematian, hari akhir, hari kebangkitan, pengadilan
terakhir, dan tentang surga neraka.
a.
Kematian
dan Pengadilan saat Kematian
b.
Hari
Akhir, Hari Kembangkitan, Pengadilan Terakhir, Surga dan Neraka
Hari
akhir dalam Avesta dikenal dengan istilah Frashkereti, dimana kejahatan
akan dihancurkan, dan segala sesuatu yang lain kemudian dalam persatuan
sempurna dengan Ahura Mazda. Dasar doktrinalnya yaitu:
1)
Kebaikan
pada akhirnya akan menang atas kejahatan.
2)
Penciptaan
awal bagus, tetapi kemudian dirusak oleh kejahatan (Ahriman).
3)
Dunia
pada akhirnya akan dikembalikan ke kesempurnaan pada awal waktu penciptaan.
4)
Keselamatan
bagi individu tergantung pada pikiran, perkataan, dan perbuatannya.[17]
Gambaran lebih jelas tentang
pengadilan terakhir yaitu melalui suatu titi ujian yang disebut Civanto
Peretu, lebih halus dari rambut dibelah tujuh, dibawahnya ada arus
gelombang dari cairan logam yang menyala-nyala.[18]
Dari konsepsi tentang pengadilan
terakhir bahwa setiap diri akan memperoleh secara setimpal kembali apa yang
telah dilakukannya selama hidup didunia, maka gambaran surga dalam agama
Zoroaster merujuk pada suatu keadaan kembali kepada kehidupan dunia sebelum Ahriman
menghancurkannya. Surga adalah tempat reuni keluarga yang di dalamnya kehidupan
dunia ideal dipulihkan, suami dan istri beerta anak-anaknya hidup bahagia lagi.
Kehidupan di surga menjadi penyempurnaan alami dari kehidupan di dunia, dengan
pengecualian bahwa manusia tidak lagi mempunyai nafsu makan, menjadi tempat roh
memuji Ohrmazd dan Amahraspand. Seluruh keluarga manusia berkumpul dalam keabadian
dan kenikmatan abadi.[19]
Adapun neraka hanya menjadi tempat
penyiksaan sementara dan bukanmerupakan tempat penyiksanaa abadi. Manusia yang
penuh dengan noda dan dosa akan disiksa setimpal dengan perbuatannya.
Selanjutnya rohnya akan disucikan. Akhirnya penyucian dosa dilakukan pada
pengadilan (hisab) terakhir diakhir zaman. Roh manusia akan menghadapi 2 pengadilan,
yaitu pengadilan pada saat kematian dan pengadilan umum pada saat jasad manusia
dibangkitkan lagi dan disatukan dengan rohnya. Pengadilan umum diikuti dengan
penyusian akhir dari noda dan dosa.tidak ada siksaan abadi, dan akhirnya semua
manusia masuk surga.[20]
6. Ajaran
tentang Etika
Zarathustra membuat undang-undang
yang mengatur kehidupan masyarakat, sangat ideal dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia. Melarang peperangan dan menyerukan perdamaian, membiarkan
manusia bebas meganut, mendalami, dan menjalankan mazhab agama yang
diyakininya. Zarathustra menyerukan untuk berbuat kebajikan, mencegah
kemungkaran, serta menjauhkan dari hal-hal yang keji.[22]
Dalam kitab Yasna disebutkan bahwa,
bersikap baiklah terhadap orang yang bersikap baik, dan bersikap keras terhadap
orang yang berbuat kesalahan. [23]
7.
Ajaran
Tentang Api Suci dan Kuil Api
[1] Ali Imron, Agama-agama
di Dunia, h. 285
[4] Siti Nadroh
& Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 24
[7] Ali Imron, Agama-agama
di Dunia, h. 287
[8] Siti Nadroh
& Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 25
[10] Siti Nadroh
& Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 26.
[11] Mukti Ali, Agama-agama
Dunia, h. 271.
[13] Siti Nadroh
& Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 31
[14] Ali Imron, Agama-agama
di Dunia, h. 290
[15] Ali Imron, Agama-agama
di Dunia, h. 289
[20] Mukti Ali, Agama-agama
Dunia, h. 281
[21] Mukti Ali, Agama-agama
Dunia, h. 281
[24] Hazrat Inayah
Khan, Kesatuan Ideal Agama-Agama, (Yogyakarta: Putra Langit, 2003), h. 218
[26] Siti Nadroh
& Syaiful Azmi, Agama-agama Minor, h. 42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar