Kamis, 23 November 2017

Mengenal Agama Zoroaster



Nama Zoroaster, bagi sebagian orang, mungkin masih asing. Andaipun mengetahuinya, kebanyakan orang mengenalnya hanya sebatas sebagai agama atau kepercayaan yang menyembah api. Selama ratusan tahun, ungkapan penyembah api memang sudah menjadi atribut bagi para penganut Zoroaster. Padahal, jika kita mencoba untuk menelaah lebih dalam, atribut ini tidak pantas disematkan kepada penganut agama ini.[1]
Di negara Barat, agama Zoroaster dikenal dengan nama Zoroastrianism, karena nama nabinya, Zarahustra, oleh orang-orang Yunani kuno disebut dengan Zoroaster. Ia adalah orang Iran yang hidup pada zaman prasejarah.[2]
Apabila kita membaca sumber autentik agama Zoroaster, maka akan didapatkan bahwa sebenarnya mereka bukanlah kaum penyembah api. Pandangan bahwa penganut Zoroaster menyembah api, menurut Ichaporia, adalah pandangan yang salah.[3] Mereka adalah sebuah kaum yang bertauhid, yang mengajak manusia menuju Tuhan. Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Zoroaster, Spitama Zarahustra[4] (660-583 SM) sama dengan yang dilakukan oleh nabi-nabi Allah yang lainnya, serta sama pula dengan ajaran Yahudi dan Kristen dalam hal sama-sama mengesakan Tuhan.[5]
Dalam sejarahnya, Zarahustra (seorang nabi Persia yang dikenal di Barat sebagai Zoroaster)[6] datang ke masyarakat Persia dan mengajak mereka untuk menyembah Ahura Mazda, Tuhan agama ini, Tuhan yang universal, Maha Kuasa, Sang Pencipta, serta segala puja dan sembah ditujukan kepadanya.[7] Pengakuan ini adalah bentuk penegasan bahwa hanya Ahura Mazda yang harus disembah di tengah konteks kepercayaan tradisional masyarakat Iran yang kuat dengan pengaruh politeisme.[8] Sedangkan mengenai api, mereka hanya menghormatinya karena api merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan.[9]
Ajaran-ajaran agama Zoroaster pada mulanya diwariskan turun-temurun secara lisan dalam masyarakat pemeluknya hingga akhirnya pada masa dinasti Sasania, tepatnya di bawah pemerintahan Khusraw (531-578 M), ajaran-ajaran tersebut mulai ditulis. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Persia menengah yang juga disebut Pahlavi. Dari buku-buku inilah ajaran agama Zoroaster sekarang bisa diketahui.[10]
Zoroastrianisme merupakan agama pertama yang menghadirkan konsep monoteisme. Sebagai sebuah sistem teologi, pemikiran Zoroastrianisme sangat modern pada zamannya. Jika membaca ajaran-ajarannya, ada sesuatu yang baru yang dibawa Zarahustra dalam mencapai konsep dan pemahaman tentang realitas. Perubahan persepsi tentang Sang Maha Kuasa tidak hanya mengubah sistem pemikiran, melainkan juga peradaban hingga kini. Zoroastrianisme mengubah wajah dunia menjadi sangat indah, bak taman bunga yang keindahannya terletak perayaan keragaman warna di dalamnya.[11]
Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan jika tradisi Yahudi, Kristen, Islam dan agama lainnya yang menganut paham monoteisme berutang pada agama tertua di Iran ini. Mungkin klaim ini terdengar sedikit berlebihan, namun pendapat ini berdasarkan penelitian antropologis yang serius. Dan, pendapat ini perlu kita apresiasi dalam kerangka pola pikir yang terbuka terhadap pendekatan ilmu-ilmu sosial, terutama sejarah (historis).[12]
Sebagaimana diketahui, selain Zoroaster, di Persia terdapat pula madzhab keagamaan dan ritual lain, seperti Maniisme, penyembah api, dan Mazdak. Mazhab Mazdak ini menggugurkan hak kepemilikan individu. Penganutnya meyakini kepemilikan bersama, termasuk perempuan, harta, serta menghapus tradisi pernikahan. Ajaran Mazdak pernah dianut dan dijalankan oleh seorang raja dari Dinasti Sasanid.[13]
Zoroaster, maupun madzhab-madzhab keagamaan lainnya yang muncul di Persia, tidak dapat dipungkiri memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap tradisi agama Yahudi, khususnya konsep kehidupan akhirat dan adanya Messiah atau Sang Penyelamat. Hal ini terbukti bahwa salah satu sekte Yahudi, yaitu Jemaah Asiniyyah, sangat terpengaruh kuat oleh ajaran Zoroaster, terutama dalam konsep-konsep dualisme, seperti peperangan antara kebaikan dan kejahatan. Meskipun demikian, di antara kelompok-kelompok agama tersebut, kelompok yang paling penting di dunia adalah agama Zoroaster atau Parsi India. Kelompok ini sering dibandingkan dengan kelompok Yahudi.[14]
Dalam perkembangannya, agama Zoroaster menjadi agama resmi kerajaan Persia pada zaman dahulu. Akan tetapi, seiring masuknya agama Islam di Iran, penganut Zoroaster pun semakin sedikit. Hingga saat ini, hanya beberapa komunitas Zoroaster yang masih bertahan. Selain itu, tersendatnya perkembangan agama ini karena mereka tidak menekankan missionarisasi dan ajakan konversi, tetapi mereka tetap terbuka jika seseorang ingin konversi ke agama Zoroaster.[15]
Sebelum agama dan ajaran Zoroaster muncul serta menjadi agama resmi Persia, penduduk di negri tersebut menganut kepercayaan paganism, politeisme, dinamisme, dan animisme. Sebelum masa kekuasaan Media, orang-orang pribumi non-Aria di Iran, memiliki agama yang bernama ajaran Magi. Dalam bahasa Iran Kuno, frase magh (magusy) bermakna pelayan.[16]



[1] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), h. 269
[2] Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia, (Yogyakarta: Hanindita, 1988), h. 269
[3] Zainul Bahri, Satu Tuhan Banyak Agama, (Jakarta: Mizan, 2011), h. 271
[4] Talhas, Pengantar Studi Ilmu Perbandingan Agama, (Jakarta: Galura Pase, 2006), h. 165
[5] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 269
[6] Michael Keene, Agama-Agama di Dunia, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), h. 174
[7] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Jakarta: Golden Trayon, 1986), h. 18
[8] Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), h. 124
[9] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 270
[10] Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia, h. 269
[11] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 270
[12] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 270
[13] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 270
[14] Sami’ ibn Abdullah al-Maghlouth, Atlas Agama-Agama, (Jakarta: al-Mahira, 2011), h.471
[15] Ali Imron, Sejarah Terlengkap Agama-Agama di Dunia, h. 271
[16] Husain Taufiqi, Terj. Asynai ba Adyan-e Buzurgh, (Teheran: Nasyr Samt, 1386 H), h. 56

1 komentar:

  1. Poker at Wynn, Las Vegas | JePhub
    Poker at Wynn, 김천 출장안마 Las Vegas. 포천 출장샵 This 태백 출장안마 Poker tournament 토토 사이트 runs from Dec. 7 until Dec. 7 at 7:00 p.m.. Join the 여수 출장마사지 action at Poker Room on Eventbrite.

    BalasHapus

Mengenal Agama Zoroaster

Nama Zoroaster, bagi sebagian orang, mungkin masih asing. Andaipun mengetahuinya, kebanyakan orang mengenalnya hanya sebatas sebagai ...